POJOKNULIS.COM - Sampah masih menjadi salah satu persoalan di banyak tempat. Termasuk juga di negara kita Indonesia. Per hari, jumlah sampah yang dihasilkan itu mencapai 185.753 ton lebih. Kementerian Lingkungan Hidup merilis jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang di Indonesia mencapai 0,7 kg per hari.
Sampah yang tak tertangani akan menimbulkan banyak sekali persoalan. Mulai dari masalah lingkungan, kesehatan hingga masalah sosial. Lalu apa itu pengelolaan sampah? Sampah ialah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sekarang, mengelola sampah mesti dilakukan dari hulu sampai hilir.
Artinya, pengelolaan sampah dimulai dari lingkungan terkecil yakni Rumah Tangga. Bila penanganan sampah oleh Rumah Tangga itu baik maka penanganan sampah selanjutnya akan lebih mudah lagi.
Pengelolaan sampah rumah tangga harus dimulai dari kemampuan pemilahan sampah hngga nanti bisa menghasilkan manfaat. Sampah bukan lagi sesuatu yang menjijikan tetapi akan dilihat sebagai sebuah barang yang bisa memiliki nilai guna.
Sebelum memilah sampah, kita harus tahu terlebih dulu bila sampah terbagi menjadi dua berdasar sifatnya, yakni sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah Organik (Degradable)
Sampah jenis ini ialah sampah yang cepat atau dapat membusuk dan terurai. Kita bisa mengolahnya menjadi kompos.
Contoh sampah organik ialah, sisa-sisa makanan, sayuran, dan juga daun-daun.
Sampah Anorganik (Undegradable)
Kebalikan dari sampah organik. Sampah anorganik itu sulit sekali membusuk dan terurai. Bahkan, umur sampah anorgani bisa mencapai ratusan tahu. Kita bisa mendaur ulang sampah anorganik agar lebih bermanfaat.
Contoh sampah anorganik ialah plastik, botol kaca, kaleng bekas, dan bekas sikat gigi.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan sampah rumah tangga itu tidak selalu harus dengan menggunakan alat-alat canggih atau mahal. Yang paling penting ialah kemauan dan disiplin. Pengelolaan sampah rumah tangga bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti:
- Mengurangi Sampah Plastik
Yang pertama harus dikerjakan ialah menanam kesadaran untuk mengurangi kegiatan yang bisa menghasilkan sampah plastik. Cara sederhananya ialah membawa tas belanja saat ke toko hingga penjual tidak mengeluarkan tas plastik.
Selain itu juga dengan membawa kotak makan, mengurangi pemakaian tisu basah ataupun pemakaian produk yang dikemas dengan beling kaca atau karton. Kita juga bisa memulai menghentikan penggunaan sedotan plastik.
- Pilah Sampah Organik dan Anorganik
Seringkali rumah tangga menjadikan satu tempat sampah untuk menampung sampah organik dan anorganik. Itu membuat sampah menjadi cepat bau. Sebaiknya, kita memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Di beberapa lokasi, sudah ada yang akan membeli sampah anorganik asal sudah terpilah.
- Olah Sampah Organik Jadi Pupuk
Pemilahan sampah itu sangat besar sekali manfaatnya. Sampah organik yang sudah terpisah dari sampah anorganik bisa dibuat menjadi pupuk kompos. Itu bermanfaat untuk penyuburan tanaman. Yang perlu kita tahu, kompos memiliki aroma menyengat. Kita bisa memberikan kompos itu kepada kerabat yang suka berkebun.
- Terapkan Prinsip 3R
Prinsip 3R ialah bagaimana kita Reuse (penggunaan kembali), Reduce (mengurangi), dan Recycle (mendaur ulang). Prinsip 3R ini sesungguhnya merupakan implementasi lanjutan dari proses pemilahan yang sudah kita lakukan.
Misalnya, sampah anorganik seperti botol beling bisa kita manfaatkan untuk vas bunga. Sampah karton bisa kita gunakan sebagai bahan kerajinan. Ada juga sekarang yang telah berhasil membuat sampah plastik sabun cuci menjadi kerajinan tas. Komoditas itu bahkan laku dijual.
- Menjadi Anggota Bank Sampah
Apa itu bank sampah. Ini bukan bank tempat kita menyimpan uang. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup mendefinisikan bank sebagai fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Bank sampah juga bermanfaat untuk sarana edukasi untuk mengubah perilaku pengelolaan sampah lebih baik lagi. Ada juga kegiatan ekonomi di Bank Sampah. Biasanya, lembaga ini dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, badan usaha, atau pemerintah daerah.
Biasanya, dengan kita menjadi anggota Bank Sampah, kita bisa menyimpan sampah organik ataupun anorganik yang telah dipilah.
Di beberapa tempat bahkan sudah ada yang menerapkan layanan ambil sampah langsung ke rumah tangga. Biasanya, simpanan sampah kita itu pada saatnya bisa ditukar dengan uang. Cukup menguntungkan bukan? (*)