Slow Fade vs Ghosting: Apa Bedanya dan Bagaimana Menyikapinya?

POJOKNULIS.COM - Dalam dunia percintaan,seseorang pasti memiliki segudang ekspektasi dalam menjalaninya. Namun demikian tujuannya tetap satu, yakni kebahagiaan.

Kebahagiaan dalam percintaan bukan sekadar kebahagiaan diri sendiri melainkan juga kebahagiaan dari pasangan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan dunia percintaan, termasuk permasalahan yang kerap muncul.

Namun adakalanya sebuah hubungan harus berakhir karena bermacam alasan. Hal itu tentunya akan menyakitkan dan membuat emosi meledak. Terutama saat cara mengakhiri hubungan yang tidak baik-baik saja atau tanpa kepastian.

Saat ini ada banyak istilah dalam percintaan yang mungkin belum familiar bagi sebagian orang. Salah satunya adalah slow fade dan ghosting.

Kedua istilah ini mengacu pada tindakan yang melibatkan seseorang yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan tanpa memberi tahu pasangannya.

Namun, apakah slow fade dan ghosting itu sama? Apa bedanya? Dan bagaimana menyikapi tindakan tersebut?

Perbedaan Slow Fade dan Ghosting

Kenali Perbedaan Antara Slow Fade dan Ghosting

Sebelum masuk ke pembahasan ini, ada baiknya kita mengetahui apa itu slow fade dan ghosting dalam hubungan.

Slow fade adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang ingin mengakhiri hubungan secara perlahan-lahan. Orang yang melakukan slow fade biasanya mulai mengurangi frekuensi komunikasi, menghindari pertemuan, dan memberikan alasan-alasan yang tidak masuk akal.

Orang yang menjadi korban slow fade mungkin merasakan adanya perubahan sikap dari pasangannya, tetapi tidak yakin apakah itu pertanda bahwa hubungan mereka akan berakhir.

Orang yang melakukan slow fade mungkin berpikir bahwa cara ini lebih baik daripada mengatakan langsung bahwa mereka ingin putus, karena mereka tidak ingin menyakiti perasaan pasangannya.

Sementara ghosting adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang ingin mengakhiri hubungan secara tiba-tiba. Orang yang melakukan ghosting biasanya menghilang tanpa jejak, tidak menjawab panggilan, pesan, atau email dari pasangannya.

Orang yang menjadi korban ghosting mungkin merasa bingung, marah, atau sedih karena tidak tahu apa yang terjadi dengan pasangannya.

Orang yang melakukan ghosting mungkin berpikir bahwa cara ini lebih mudah daripada menghadapi konflik atau drama yang mungkin timbul jika mereka mengatakan bahwa mereka ingin putus.

Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa slow fade dan ghosting memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Diantaranya:

  • Slow fade adalah proses yang berlangsung lama, sedangkan ghosting adalah keputusan yang diambil secara mendadak.
  • Slow fade memberikan harapan palsu kepada pasangan, sedangkan ghosting memberikan ketidakpastian yang menyiksa.
  • Slow fade membuat pasangan merasa tidak dihargai, sedangkan ghosting membuat pasangan merasa tidak dianggap.

Cara Menyikapi Tindakan Slow Fade dan Ghosting

Menyikapi Tindakan Slow Fade dan Ghosting

Lalu, bagaimana menyikapi tindakan slow fade dan ghosting? Tentu saja, tidak ada cara yang benar-benar bisa menghapus rasa sakit yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

Namun, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri kita dan mengatasi situasi tersebut dengan lebih baik. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kita coba:

- Jangan menyalahkan diri sendiri

Tindakan slow fade dan ghosting adalah pilihan yang dibuat oleh pasangan kita, bukan karena kita.

Kita tidak perlu merasa bersalah atau meragukan diri kita sendiri karena hubungan yang berakhir dengan cara yang tidak menyenangkan.

Kita harus mengingat bahwa kita adalah orang yang berharga dan pantas mendapatkan cinta yang sejati.

- Jangan mengejar atau memaksa pasangan untuk berbicara

Jika pasangan kita melakukan slow fade atau ghosting, mungkin mereka sudah tidak tertarik lagi dengan kita atau sudah memiliki orang lain.

Mengejar atau memaksa mereka untuk berbicara hanya akan membuat kita terlihat lemah dan putus asa. Kita harus menghormati keputusan mereka dan memberi mereka ruang.

Jika mereka benar-benar peduli dengan kita, mereka akan menghubungi kita kembali. Jika tidak, kita harus menerima kenyataan dan move on.

- Jangan menutup diri dari orang lain

Tindakan slow fade dan ghosting bisa membuat kita merasa kesepian dan terisolasi. Namun, kita tidak boleh menutup diri dari orang-orang yang peduli dengan kita, seperti keluarga, teman, atau orang baru.

Kita harus membuka diri dan berbagi perasaan kita dengan orang-orang yang bisa mendengarkan dan mendukung kita. Kita juga bisa mencari aktivitas atau hobi yang bisa membuat kita bahagia dan bermanfaat.
Jangan takut untuk mencintai lagi.

Meski ada beberapa perbedaan, nyatanya tindakan slow fade dan ghosting sama-sama bisa membuat kita trauma dan takut untuk mencintai lagi. Namun, kita tidak boleh membiarkan pengalaman buruk kita menghalangi kita untuk menemukan cinta yang sebenarnya.

Kita harus percaya bahwa masih ada orang yang bisa mencintai kita dengan tulus dan setia. Kita harus bersabar dan berhati-hati dalam memilih pasangan yang sesuai dengan kita.

Baca Juga