POJOKNULIS.COM - Pada saat pandemi COVID-19, pemerintah di seluruh dunia telah melakukan berbagai upaya untuk membatasi penyebaran virus tersebut.
Namun, tindakan tersebut telah berdampak pada perekonomian global, yang mengalami penurunan yang signifikan.
Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan tindakan stimulus ekonomi untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi.
Stimulus ekonomi adalah upaya pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijakan fiskal dan moneter.
Kebijakan fiskal meliputi pengeluaran pemerintah untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan program sosial, serta pemotongan pajak untuk meningkatkan daya beli konsumen.
Sementara itu, kebijakan moneter meliputi penurunan suku bunga dan pembelian aset oleh bank sentral.
Stimulus ekonomi menjadi penting karena melalui tindakan tersebut, perekonomian dapat pulih dari resesi dan mengembalikan pertumbuhan.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh International Monetary Fund (IMF), ditemukan bahwa tindakan stimulus ekonomi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Pandemi Covid 19 memberikan dampak yang sangat buruk bagi perekonomian global. Pada masa pandemi COVID-19, IMF merekomendasikan stimulus ekonomi sebesar 2-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi.
Data juga menunjukkan bahwa tindakan stimulus ekonomi telah berhasil dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2008, Amerika Serikat melaksanakan stimulus ekonomi sebesar $787 miliar untuk mengatasi krisis keuangan global.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di AS meningkat dari -2,8% pada kuartal keempat tahun 2008 menjadi 1,6% pada kuartal kedua tahun 2009.
Namun, tindakan stimulus ekonomi juga memiliki risiko. Salah satu risikonya adalah inflasi, yaitu meningkatnya harga-harga barang dan jasa karena adanya peningkatan permintaan yang lebih besar daripada penawaran.
Peningkatan inflasi ini dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya beli mereka. Oleh karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan dengan matang kebijakan stimulus ekonomi yang akan dilaksanakan.
Ahli ekonomi juga memiliki pendapat tentang pentingnya tindakan stimulus ekonomi.
Menurut Joseph Stiglitz, penerima hadiah Nobel Ekonomi, tindakan stimulus ekonomi harus diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti orang-orang yang kehilangan pekerjaan atau pendapatan mereka.
Hal ini dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Selain itu, Paul Krugman, juga seorang penerima hadiah Nobel Ekonomi, menekankan pentingnya tindakan stimulus ekonomi dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Kesimpulannya, tindakan stimulus ekonomi menjadi penting dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi yang terkena dampak akibat pandemi COVID-19 atau krisis keuangan global lainnya.
Kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dapat meningkatkan daya beli konsumen, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan investasi.
Meskipun tindakan stimulus ekonomi memiliki risiko inflasi, namun pemerintah dapat mempertimbangkan dengan matang kebijakan yang tepat untuk menghindari risiko tersebut.
Pendapat dari ahli ekonomi menunjukkan bahwa tindakan stimulus ekonomi harus diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan dan harus dilakukan secara tepat sasaran.
Dengan demikian, tindakan stimulus ekonomi menjadi salah satu solusi yang efektif dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi. (*)