Ciri-Ciri Stunting pada Bayi Baru Lahir yang Bisa Dideteksi Sejak Dini

POJOKNULIS.COM - Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi anak yang berada di bawah standar jika dibandingkan anak-anak seusianya.

Stunting bisa memengaruhi perkembangan otak anak yang akan mengganggu proses belajarnya di kemudian hari. Selain itu, anak yang mengalami stunting diketahui lebih sering sakit dan terkena penyakit infeksi.

Ada ciri fisik yang bisa diperhatikan pada bayi lahir untuk mendeteksi adanya resiko stunting yakni bentuk tubuhnya yang lebih kecil dari bayi lahir pada umumnya. Jika mereka lahir dengan ukuran yang lebih kecil dari normal, orang tua harus berhati-hati karena bayi mungkin mengalami stunting

Selain ukuran fisik, ada beberapa ciri-ciri lain yang bisa menunjukkan adanya stunting pada bayi baru lahir. Bayi yang mengalami stunting biasanya sudah mengalami gangguan sejak dalam kandungan.

Hal ini ditunjukkan oleh berat badan janin yang kurang dari standar usia kehamilan dan tinggi fundus (jarak dari puncak tulang panggul hingga bagian atas perut ibu) yang tidak normal.

Berat badan lahir bayi normal adalah berkisar 2.500-4.000 gram dengan panjang badan 45-54 cm. Selain itu, bayi juga relatif lebih lambat mengalami pertumbuhan.

Terakhir pertumbuahan bayi lebih lambat dari bayi lainnya. Pada awal-awal kehidupan, apalagi ketika masih mengonsumsi ASI eksklusif, seharusnya terjadi pertumbuhan yang signifikan pada bayi.

Namun, lain halnya dengan bayi yang menderita stunting karena pertumbuhan mereka lebih lambat daripada bayi-bayi pada umumnya.

Dan yang paling bisa dideteksi adalah bayi yang mengalami stunting juga biasanya memiliki riwayat sering sakit utamanya penyakit-penyakit infeksi. Infeksi berulang tersebut akan semakin menghambat pertumbuhan mereka.

Jika bayi baru lahir mengalami stunting, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisinya, yaitu:

Mengonsumsi makanan bergizi

mpasi

Orang tua yang memiliki bayi stunting harus memberikan makanan bergizi kepada bayi sesuai usianya dan kebutuhan nutrisinya. Makanan bergizi harus mencakup protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, mineral, serat, air putih, dan zat besi.

Pastikan bahwa makanannya tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit agar tidak menyebabkan kelebihan atau kekurangan gizi.

Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

ASI eksklusif adalah makanan tertutup dalam botol tertutup selama 6 bulan sekali setelah lahir hingga usia 6 bulan. Air susu dari ibu mampu memberikan nutrisi yang optimal bagi janin tanpa harus dibuang setelah habis.

ASI eksklusif juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh janin terhadap infeksi. Sehingga bayi bisa lebih kuat daya tahan tubuhnya karena mendapat nutrisi dari ASI.

Setelah 6 bulan, bayi bisa segera diberikan MPASI yang menjadi makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya.

Pemberian MPASI harus memiliki kandungan nutrisi yang sesuai dengan standar gizi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan

bayi-diberi-nutrisi

Saat terdeteksi stunting sebaiknya segera membawa bayi ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan tepat jika bayinya mengalami stunting. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan penilaian perkembangan bayi untuk mengetahui tingkat stuntingnya.

Selain itu, dokter juga akan memberikan resep obat-obatan atau suplemen yang sesuai dengan kondisi bayi.

Menghindari faktor risiko stunting

Tidak hanya pada bayi, orang tua juga harus menjaga kesehatan diri sendiri dengan cara berhenti merokok, minum alkohol, dan narkoba sejak sebelum kehamilan atau setidaknya sejak awal kehamilan.

Dalam hal ini penting untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah dan lingkungan sekitar bayi agar tidak terjadi infeksi yang bisa menyebabkan stunting.

Meningkatkan asupan zat besi dan asam folat

Zat besi penting sebagai pencegah anemia yang menimbulkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Sementara untuk asam folat penting sebagai bahan pembentuk sel darah merah yang membantu transportasi oksigen dalam tubuh.

Orang tua bayi terutama ibu bisa mendapatkan asupan zat besi dari kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian. Sementara untuk asupan asam folat didapatkan dari sayuran hijau seperti brokoli, kangkung, wortel, dan bayam.

Mengonsumsi makanan bergizi sebelum hamil

Sebelum hamil, sang ibu harus mengonsumsi makanan bergizi yang cukup untuk mendukung perkembangan janin di dalam kandungan.

Makanan bergizi sebelum hamil juga bisa membantu mencegah anemia pada ibu saat hamil karena meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Beberapa contoh makanan bergizi sebelum hamil adalah sayuran hijau segar seperti brokoli.

Baca Juga
Tentang Penulis
Artikel Menarik Lainnya