POJOKNULIS.COM - Dalam dunia kerja ada banyak kasus atau peristiwa salah satunya adalah pemecatan atau yang lebih dikenal dengan PHK.
Salah satunya ialah dengan cara quiet cutting yakni strategi dari perusahaan untuk mengurangi jumlah karyawan secara halus, tanpa harus memberikan pesangon atau tunjangan pengangguran.
Caranya adalah dengan memberikan peran atau tanggung jawab yang lebih rendah, gaji yang lebih kecil, atau tuntutan kerja yang lebih berat kepada karyawan yang ingin dipecat.
Tujuannya adalah agar karyawan tersebut merasa tidak nyaman dan akhirnya mengundurkan diri dengan sukarela.
Quiet cutting merupakan bentuk diskriminasi dan eksploitasi terhadap karyawan. Perusahaan yang melakukan quiet cutting biasanya ingin menghemat biaya operasional dan menghindari tanggung jawab hukum terkait PHK.
Quiet cutting juga bisa menjadi balasan dari perusahaan terhadap karyawan yang melakukan quiet quitting, yaitu perilaku karyawan yang hanya bekerja sesuai kontrak tanpa memberikan usaha lebih.
Bagaimana Cara Menghadapi Quiet Cutting?
Jika Anda merasa menjadi korban dari quiet cutting, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi situasi tersebut, antara lain:
Bersikap tenang dan profesional
Jangan terbawa emosi atau menyerah begitu saja. Tetap lakukan pekerjaan dengan baik dan tunjukkan bahwa Anda adalah karyawan yang berkompeten.
Jika perlu, minta klarifikasi dari atasan mengenai alasan perubahan peran atau tanggung jawab. Jangan lupa untuk mendokumentasikan semua komunikasi dan bukti yang berkaitan dengan quiet cutting.
Mencari pekerjaan baru
Jika Anda merasa tidak ada harapan lagi untuk bertahan di perusahaan maka segera cari peluang kerja di tempat lain.
Perbarui CV dan portofolio, kembangkan kemampuan dan sertifikasi Anda, dan bangun jaringan profesional. Gunakan platform online seperti LinkedIn, Glints, atau Jobstreet untuk mencari lowongan kerja yang sesuai dengan minat dan kualifikasi.
Menyesuaikan anggaran dan menyiapkan dana darurat
Menghadapi quiet cutting berarti Anda harus siap dengan kemungkinan terburuk, yaitu kehilangan pekerjaan dan pendapatan.
Oleh karena itu, Anda harus menyesuaikan anggaran dengan mengurangi pengeluaran yang tidak penting dan meningkatkan penghasilan dari sumber lain.
Anda juga harus menyiapkan dana darurat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 6-12 bulan tanpa pendapatan tetap.
Mengurus hak-hak sebagai karyawan
Jika Anda memutuskan untuk mengundurkan diri atau dipecat akibat quiet cutting, pastikan Anda mendapatkan hak-hak sebagai karyawan, seperti pesangon, uang penggantian hak, uang jasa, dan tunjangan lainnya sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Anda juga bisa mendaftar kartu prakerja untuk mendapatkan bantuan biaya pelatihan dan insentif bulanan.
Menjaga kesehatan fisik dan mental
Menghadapi quiet cutting bisa menimbulkan stres, kecemasan, depresi, atau gangguan kesehatan lainnya. Untuk itu tetaplah menjaga kesehatan fisik dan mental dengan cara berolahraga, makan sehat, tidur cukup, bermeditasi, berdoa, atau melakukan aktivitas yang membuat diri sendiri bahagia.
Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda merasa tidak mampu mengatasi masalah sendiri.
Tidak dipungkiri metode quiet cutting ini sangat merugikan karyawan karena mereka tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan sebagai korban PHK.
Dalam hal ini perusahaan sebaiknya menghindari quiet cutting dan mencari solusi lain yang lebih adil dan transparan untuk mengatasi krisis.
Beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan adalah melakukan efisiensi biaya, restrukturisasi organisasi, pengembangan bisnis, atau kerjasama dengan pihak lain.
Karyawan harus berani menuntut hak-hak mereka jika merasa dirugikan oleh perusahaan. Selain itu carilah bukti-bukti yang menunjukkan adanya upaya perusahaan untuk melakukan quiet cutting, seperti surat-surat, catatan, atau rekaman.
Karyawan dapat mengadukan permasalahan ini ke serikat pekerja, lembaga perlindungan konsumen, atau pengadilan.